Bisnis Impor Produk Keramik dari Indonesia Jalan Terus di Yaman

By Admin

nusakini.com--KBRI Sana'a telah menerima kehadiran 2 (dua) tamu warga negara Yaman yang berprofesi sebagai pengusaha akhir pekan lalu. Kedua pengusaha tersebut adalah: Mr. Mohammed Saleh Obaid Albhbih, Director of Import & Export, Albhbooh for Import Construction Tools, Fuwah, Mukalla, Hadramaut dan Mr. Sami Awadh Ali Bashaib, Director of Purchases, Bashaib for Import Household Utensils, Mukalla, Hadramaut. Pengusaha dimaksud diterima oleh Sdr. Sulthon Sjahril, KUAI KBRI Sana'a, didampingi Sdr. Muhaimin Ahmad Yasin, Staf Ekopensosbud KBRI Sana'a. 

Dalam pertemuan tersebut, Mr. Mohammed menjelaskan usaha importir keramik dari luar negeri yang dijalankannya sejak tahun 2011. Pada awalnya, Mr. Mohammed mengimpor keramik dari Tiongkok dengan pertimbangan harga yang murah.

Namun sejak tahun 2015, berkat ajakan salah satu rekan di Indonesia, Mr. Mohammed diajak ke Indonesia untuk menjajaki produk keramik di Indonesia. Dari beberapa produsen keramik yang dikunjungi, Mr. Mohammed terkesima dengan kualitas keramik yang ditawarkan oleh PT. Keramik Diamond Industries di Surabaya. Beliau menjelaskan bahwa keramik dari perusahaan ini memiliki kualitas tinggi dan tergolong harga murah. 

Mr. Mohammed menyampaikan bahwa pada tahun 2015, Albhbooh for Import Construction Tools telah mengimpor sebanyak 7 kontainer. Selanjutnya, akibat banyaknya permintaan di dalam negeri, pada tahun 2016 lalu impor pasokan keramik dari Indonesia semakin meningkat mencapai 60 kontainer.

Pada tahun 2017, hingga bulan Mei ini perusahaan Albhbooh telah mengimpor sebanyak 40 kontainer dan beliau menargetkan dapat mengimpor sebesar 100 kontainer pada tahun ini. Beliau menjelaskan bahwa per kontainer dapat mencapai 27 ton tergantung dari jenis ukuran kontainer dengan harga kisaran US$4500 - $7000. 

Pengiriman produk keramik dikirimkan dari pelabuhan Surabaya langsung ke pelabuhan Mukalla, Yaman atau via pelabuhan Salalah, Oman yang selanjutnya dikirimkan dengan transportasi darat ke perbatasan Oman-Yaman dan terus hingga ke destinasi akhir di Mukalla, Hadramaut. Pengiriman Surabaya-Mukalla sekitar 30-40 hari, sedangkan jika dilakukan via Surabaya-Salalah memakan waktu 15-16 hari diikuti dengan transportasi darat Salalah-Mukalla dengan durasi sekitar 7 hari. 

Dalam menjalin bisnis impor keramik ini, beliau menyampaikan terdapat satu kendala yang menjadi perhatian mereka yakni tingginya biaya transportasi laut dari pelabuhan Surabaya ke Mukalla atau Salalah. Dikemukakan untuk tujuan Surabaya-Mukalla, biaya transportasi laut per kontainer mencapai US$1900, sedangkan tujuan Surabaya-Salalah biaya transportasi laut mencapai US$1300. 

Dalam pertemuan juga disinggung pula terkait situasi politik dan keamanan terakhir di Yaman. Mr. Mohammed mengutarakan bahwa secara umum situasi politik dan keamanan di Yaman masih belum kondusif, namun khusus di kawasan Hadramaut menurutnya dianggap cukup kondusif, walaupun masih rentan terhadap berbagai resiko dampak dari ketidakstabilan politik dan keamanan di Yaman secara keseluruhan. 

Dalam tanggapannya, Sdr. Sulthon menyambut positif usaha importir keramik yang dijalankannya oleh perusahaan Albhbooh dimana walaupun gejolak konflik bersenjata di Yaman masih terus berlangsung hingga saat ini, namun animo menjalin bisnis khususnya dengan Indonesia masih sangat besar.

Selanjutnya, disampaikan pula bahwa semoga situasi politik dan keamanan di Yaman dapat segera kembali kondusif sehingga masyarakat Yaman dapat kembali membangun perekonomian mereka. 

Dalam kesempatan pertemuan ini, Sdr. Sulthon juga mengundang kedua pengusaha tersebut untuk turut hadir pada kegiatan 32nd Trade Expo Indonesia di bulan Oktober mendatang. Dalam tanggapannya, kedua pengusaha tersebut tampak antusias dan tertarik untuk turut hadir dalam TEI mendatang.

Secara khusus, Mr. Sami menyampaikan ketertarikan untuk melakukan ekspansi bisnis dengan mengimpor produk pakaian anak-anak, peralatan elektronik, serta peralatan rumah tangga dari Indonesia. 

Kegiatan pertemuan ini telah berjalan dengan produktif dan bersahabat. Hingga saat ini, situasi politik dan keamanan di Yaman masih belum kondusif akibat terus dilanda konflik bersenjata. Namun, KBRI Sana'a tetap berupaya untuk terus mengembangkan kerjasama ekonomi RI-Yaman. (p/ab)